Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Sendu Terhalang Restu

       Runtuh yang rapi dengan sendirinya  Menyisakan puing yang tak kilas tampaknya  Mungkin khayalku jauh dari restu mama, tapi kupastikan ini menjadi akhir dari segalanya..         Ma, malam ini aku sedang ragu, menikmati angin disebelah jendela kamar tidurku, hayalku merangkul dengan erat sebuah sendu, yang bahkan tidak bisa aku ceritakan sepenuhnya denganmu.          Keras kepala yang tak menghilang ini pasti sudah mama kenal sejak lama bukan? Satu hal yang harus mama tahu, bagaimana aku bisa pulih dari segitiga terbalik yang tertancap nyata diatas dadaku.        Ma, aku yakin kali ini jauh dari restumu, bahkan aku tak mau mengenal bagian hidupku terdahulu, doa yang pernah mama ajarkan untukku kini sudah kusematkan dalam lembah yang tak ingin aku rindu.        Ma, dia mungkin jauh dari kata sempurna, tatapannya mungkin belum pernah mama kenal sebelumnya, ...

KEMBALI

          Perasaanya boleh pergi sejauh matanya mengharapkan sesorang yang kekal dan lebih baik lagi. kenangannya terhapus, terhapus oleh kecewa yang tak bisa ia perbaiki lagi. Namun dunia tidak akan mengurung hati, mencoba membuka kembali oleh rasa yang tak pernah ia miliki. Namun ternyata Lukanya menjadi lebih dalam lagi, durinya lebih tajam dari sebelumnnya, bahkan luka ini terasa sampai dasar kepala, lebih berat dan lebih mematikan dari sebelumnya. Tatapan dan Wajahnya begitu tenang  suaranya halus telapak tanganya begitu dingin, siapa sangka dia pemberi luka paling menyakitkan, tubuhnya tegak, berwawasan tinggi dan percaya diri, siapa sangka dia penghacur paling mematikan. Sudah terlalu banyak waktu terbuang hanya untuk membuatnya hidup kembali. dari laut dan persimpangan dari danau dan tepian semua telah dilalui tanpa alas kaki. Hati yang terlanjur mati ini sudah membuatnya menyerah akan sebuah perjuangan kembali.       ...

Manusia Paling Hina

S elamat malam, langit-langit kamarku sudah mulai gelap, itu artinya waktu, mata dan tubuhku beristirahat, tapi fikiranku memang keras kepala ia memaksaku untuk terjaga pada cerita yang tak pernah aku baca sebelumnya. Semakin kesini aku semakin merasa sendiri, tidak ada satu orangpun yang benar-benar mencintaiku, menemaniku bahkan sekedar mndengarkan obrolanku. Akhir- akhir ini aku merasa sangat kesepian kepercayaanku hilang sepenuhnya, luka itu masih ada sampai sekarang, bahkan tertidurpun sakitnya masih terasa. Ini sangat melelahkan tapi aku harus tetap hidup, harus tetap menjadi tameng untuk diriku sendiri, entah sampai kapan kekuatan diri menemani, tapi tetap bernafas adalah pilihanku   saat ini. Aku semakin tersadar tidak ada satu orangpun yang benar benar tulus. entah dari mana ucap berkata, fikirannya, perlakuannya selalu menjadi luka. tidak banyak hal yang aku inginkan, sekedar pembelaan untuk menyahatkan isi kepala.    Hanya larut yang mampu bercerita, sia...

Rasa Yang Dipermalukan

        Ada tempat yang tak seharusnya dituju, bergaris tegas, beratap awan dengan kamar tertutup kelambu, bukankah terlihat jelas pemiliknya tidak menerima tamu, hanya karena pintunya terbuka bukan berarti tempat itu sedang menunggumu, prihal kedua kaki yang bertemu berdiri pada alas yang tak datar , bercerita hal yang tak wajar membuat jantungmu jatuh tnpa tersadar, semakin larut kamu mulai mengenal bahwa jiwanya haus akan rayuan, hatinya tak layak jadi sandaran dan tempatnya bukanlah sebuah tujuan, pada akhir cerita semua akan sama, ruang tamu itu akan menjadi hal yang terlupa dan pintunya masih tetap terbuka, dia masih dengan tujuannya dan kamu tersisa dengan angannya,         Ada tempat yang tak seharusnya dituju, berjarak sangat dekat tapi langkahnya sangat semu, arah yang sama tapi tak saling tunggu, kalanya menghilang tanpa pernah bertemu. Rasanya ini bukan prihal isi hati yang menyedihkan, melainkan terasa hambar tanpa tercicipi...