Runtuh yang rapi dengan sendirinya Menyisakan puing yang tak kilas tampaknya Mungkin khayalku jauh dari restu mama, tapi kupastikan ini menjadi akhir dari segalanya..
Ma, malam ini aku sedang ragu, menikmati angin disebelah jendela kamar tidurku, hayalku merangkul dengan erat sebuah sendu, yang bahkan tidak bisa aku ceritakan sepenuhnya denganmu.
Keras kepala yang tak menghilang ini pasti sudah mama kenal sejak lama bukan?
Satu hal yang harus mama tahu, bagaimana aku bisa pulih dari segitiga terbalik yang tertancap nyata diatas dadaku.
Ma, aku yakin kali ini jauh dari restumu, bahkan aku tak mau mengenal bagian hidupku terdahulu, doa yang pernah mama ajarkan untukku kini sudah kusematkan dalam lembah yang tak ingin aku rindu.
Ma, dia mungkin jauh dari kata sempurna, tatapannya mungkin belum pernah mama kenal sebelumnya, bukankan malam itu aku pernah membahasnya ? tapi mama malah memintaku menunggu lebih lama seseorang yang mama damba..
Ma, dia seorang laki-laki yang menggengam erat tanganku, dia rela melepas sepatu diatas beling hanya untuk membahagiakanku, seseorang yang tidak pernah sama sekali aku damba tapi perjuangannya membuatku luluh tak terhingga, dia menatapku tanpa jeda, disaat aku rapuh dan jatuh sedalam dalamnya. ma, laki laki ini yang menutup luka dikepalaku dengan kedua tangannya, dia berjalan disebelahku tanpa pernah bertanya aku mau kemana.
Ma, dia laki- laki yang mengajarkanku mencintai seseorang yang tidak punya kesempatan untuk pergi, dia yang menenangkanku disaat aku terbunuh oleh pilihanmu, dia menemani dan berusaha membuatku sadar akan arti sebuah tunggu, laki laki ini apa adanya, dia sangat membuatku nyaman dan merasa aman, laki laki ini menjagaku, dari naif cinta yng tak pernah aku tau sebelumnya. Ma dia sangat halus, hatinya lembut, bicara seperlunya dan waktu adalah kebahagiaanya.
Ma, mungkin dia tidak punya segalanya tapi dia berjanji memberikan segalanya yang dia punya, adakah hal yang lebih penting dari sebuah cinta ? Kurasa ada "fikir seseorang yang relistis dan biasa menempatkan uang diatas segalanya". Ma itu bukan aku, tulus dan kesetiaanku tidak diperjual belikan bukan?, berdiri disebelah perempuan aneh sepertiku tidaklah mudah, menemaniku dan berdiri diatas ketidak percayaanku perlu ruang yang cukup luas, mama saja menyerah bagaimana dengan laki-laki itu.
Ma, harus seperti apa lagi aku ceritakan padamu, tapi untuk merasa selega ini aku menghabiskan banyak waktu. Ma pilihanku kali ini mungkin tak nyata dimata mama, tapi dia terlalu lama menunggu seseorang sepertiku memikirkan hal yang tak ada ujungnya. Ma, aku terlalu bingung untuk menilai perasaanku terhadap pilihanmu, apa ini jatuh cinta, sayang, kagum, apa sebatas menghabiskan waktu bersama, menyerah bukanlah pilihan, tapi ini keputusan terbaik saat kita merasa tidak diinginkan.
Ma, rasanya terlambat untuk sekarang aku memaksamu untuk mencintai pilihanku, tapi tidakah boleh aku mencoba sekali lagi untuk meyakinkanmu bahwa laki-laki yang bersamaku saat ini adalah satusatunya orang yang tetap disampingku setelah mengetahui buruk dan anehnya diriku tanpa kaca dan penyangga di wajahku.
Ma, Terimakasih untuk segalanya, dan maaf kali ini mungkin aku tak sependapat denganmu. Sampai saat ini aku masih tidak tahu harus dengan cara apalagi aku meminta restumu. Ma, Jika doa yang kupanjatkan setiap malam tidak mau kau dengar, Mungkin orang lain yang akan menyampaikan keluhku kepadamu melalui tulisanku.. ❤️
~ devisetya
Komentar