Perasaanya boleh pergi sejauh matanya mengharapkan sesorang yang kekal dan lebih baik lagi. kenangannya terhapus, terhapus oleh kecewa yang tak bisa ia perbaiki lagi. Namun dunia tidak akan mengurung hati, mencoba membuka kembali oleh rasa yang tak pernah ia miliki. Namun ternyata Lukanya menjadi lebih dalam lagi, durinya lebih tajam dari sebelumnnya, bahkan luka ini terasa sampai dasar kepala, lebih berat dan lebih mematikan dari sebelumnya. Tatapan dan Wajahnya begitu tenang suaranya halus telapak tanganya begitu dingin, siapa sangka dia pemberi luka paling menyakitkan, tubuhnya tegak, berwawasan tinggi dan percaya diri, siapa sangka dia penghacur paling mematikan. Sudah terlalu banyak waktu terbuang hanya untuk membuatnya hidup kembali. dari laut dan persimpangan dari danau dan tepian semua telah dilalui tanpa alas kaki. Hati yang terlanjur mati ini sudah membuatnya menyerah akan sebuah perjuangan kembali.
Berhenti sejenak, meningkmati tangis, menjauhi luka, memafkan kecewa adalah cara untuk kembali memahat bahagia. Beberapa tahun Sudah dilewati, terlihat Langit kembali membiru, air keruh itu lebih bening dari sebelumnya, tanah pijaknya sudah mulai datar dan pohon sekelilingnya tumbuh dengan subur dan menyejukan. Tuhan menciptakan mantra yang teramat kuat hingga membuatnya lupa akan luka dan kecewa.
Dari sudut yang paling jauh, terlihat manusia sangat halus, badannya tinggi, tutur katanya lugu, tatapnya hening kembali melambaikan tangan dengan tulus, ia manusia yang pernah memberi kecewa sekaligus tawa disaat yang sama, dan kini Ia berjanji kembali untuk menawarkan hati. Kaki yang berdiri dipertengahan terasa tak seimbang, memilih antara Kecewa yang membuat hati terbuka kembali atau menunggu luka yang tertancap lebih dalam lagi. tanpa ragu ternyata hati ini mulai bertemu dengan sang pemberi kecewa itu, dan mulai menerima janji dan segala kesalahan dimasalalu. Kurangnya, baiknya kini sudah tertanam baik di dasar lentara ini. senyumnya, kepribadiannya sudah diterima sepenuhnya oleh hati dan diri. Kini ia kembali memberi janji yang lebih meyakinkan lagi dan memberi dunia yang sempat ia tunda. telapak tangan ini sudah mulai saling menggenggam erat, itu artinya tak akan semudah itu takdir kembali melepaskan janjinya, kenangannya dan bahagianya. Ia kembali menghidupkan harapan, mengisi celah yang sempat ia dambakan, merangkul erat sebuah kekurangan dan menghargai kembali sebuah pertemuan.
"Berjarak seperti nestapa yang mengembang dan tak nampak oleh ranting, seperti Dalamnya air laut ini tak akan bisa di ukur dengan ujung jari kelingking, senadanya bunga beralas daun kelapa masih terlihat sempurna walau sudah kering dan menguning"
Sejauh apapun usaha mu tetap pergi, Menutup mata dan sembunyi, Tidak akan membuat takdir ini berhenti, Menemukan jalan untuk kembali.. 🖤
@Devisetya
Komentar