![]() |
Suad pict by: pinterest |
Laksana hati yang tertindih, menepis risau yang tak henti menjadi luka, entah harap apa yang akan terlaksana setelah bertahun kepergian mama. Keindahan apa yang engkau temukan disana, hingga membuatmu enggan untuk bersamaku lebih lama, hal seperti apa yang Tuhan janjikan sehingga membuatmu asing dalam sebuah pertemuan. Ma, prihal nafas yang sangat aku rindukan, membuatku nyaris terbunuh oleh rasa kesepian, orang mengira aku adalah manusia yang lihai menikmati kehidupan, tanpa ditanyakan kembali bagaimana lelahku untuk bisa bertahan.
Ma, mereka bilang aku harus mengikhlaskan setiap kenangan yang sudah terlewatkan, mereka juga bilang aku tidak boleh bersedih demi ketenangan mama didalam keabadian. Bisakah malam ini aku menemukan bertanda bahwa mama risih melihatku menangis seharian, mungkin dengan suara cicak di setiap malam. Atau dengan mimpi bertemu mama disebuah taman. Ma ini tidak mudah, karena setiap tahunnya manusia punya mama yang ia pamerkan, namun runtuhku tak bisa lagi aku simpan sendirian, karna semua manusia berhak bersyukur sebelum adanya kehilangan.
Ma, hadiah apa yang engkau harapkan dari seorang anak yang masih berdiri kokoh diatas ketidaksempurnaan, tidak lagi sepasang perhiasan atau baju baru yang mama dambakan, tidak lagi lukisan dan ucapan yang mama tunggu di meja makan. Mungkin masih ada kesempatanku untuku memberi hadiah yang lebih berkesan, mungkin Doa yang aku panjatkan dengan tulus di pertengahan malam.
Ma, selamat hari berbahagia untuk mama yang lebih memilih Surga, semoga permintaan maaf yang setiap hari aku panjatkan sampai seutuhnya ditempat mama, semoga segala sesuatu yang menyakiti mama tenggelam di tempat yang seharusnya.
"Ma, Mari hidup lagi dikemudian hari, rayakan kembali bersamaku dan mintalah semua yang mama inginkan, maka, dalam lelah aku usahakan untuk mendapatkan kembali senyum bahagia yang sempat mama lupakan"
-Devisetya
Komentar