Laki laki terbaik yang pernah aku kenal, matanya lebih teduh dari angin dipagi hari, tangannya lebih halus dari benang sutra sekalipun, pundaknya sekuat baja, ucap dan setiap geraknya tidak pernah menyakiti siapapun, kesederhanaanya membuat keberuntungan dan rejeki selalu memikatnya. Ia adalah laki laki yang berhasil di didik baik oleh ibunya, menghargai, tulus dan memperlakukan wanitanya dengan sangat indah, menjaga hingga menghormati seorang perempuan seperti kakak perempuannya. Lalu kenapa ia dipertemukan dengan seseorang yang penuh kurangnya? Kenapa ia dipertemukan dengan seseorang yang gagal untuk mencintainya berkalikali, kenapa ia dipertemukan dengan seseorang yang dengan rapatnya menutup hati.
Banyak bunga cantik diluar sana yang menunggu sendirimu, lantas apa yang kau tunggu dari aku? Ego dan nada bicaraku saja sudah banyak menyakitimu, kenapa harus aku? Bukankah aku perempuan yang banyak goresan lukanya, untuk belajar mencintaimu saja aku sudah berusaha dengan hebat, namun tetap saja tidak bisa, aku lebih menyukai kesendirian ini, jadi jangan diganggu dengan rasa bersalah itu, akupun ingin tidur nyenyak malam ini, jngan ada yang mengganggu fikiranku lagi.
Takdir dan segala kehendaknya sudah diciptakan serupa, kamu menjadi dirimu, dan aku cukup menjadi aku. Segala kurangku tak akan bisa mengimbangi indahnya pahatan tuhan saat menciptakanmu. Kesejukan itu menjadi mimpi setiap orang, terlebih lagi aku , secerca rasa percaya diriku tidak akan bisa membuat hati ini mencoba untuk mencintaimu, Kamu bayangan yang sangat indah dalam mimpiku, menjadi energi yng sangat baik untuku menjalani hari , namun tidakah kamu lelah memahamiku? Kamupun perlu istirahat dari buruknya ucapanku.
Penuh tanda tanya isi kepala ini, entah kepada siapa takdir kita kembali, hati siapa yang rela untuk dilabuhi berkali kali, rumah siapa yang iklas untuk kita singgahi, semua sudah diatur takdir, diri yang berusaha keras untuk menghindari mimpi, namun terjadi saat seseorang memilih untuk tidak mau ditemui. petaka yang sialnya membuatku lumpuh tanpa nyali, nada dan tingkahnya seolah membuat rasa tak berarti lagi, semakin menepi dan menyerah untuk jatuh kembali .
@devisetya
Komentar