Sudah terlalu lama beristirahat ya, tak terasa setahun sudah aku bungkam sendiri, berjalan, dan menyembuhkan diri. Bukankah setahun itu waktu yang sangat singkat
tepatnya, aku hanya membutuhkan waktu setahun ini untuk bangkit kembali.
Tidak mudah bukan? Aku harus menghabiskan beberapa uang untuk liburan, aku juga membiasakan banyak waktu dalam pekerjaan yang sangat membosankan hanya untuk sembuh dari luka yang terlalu dangkal.
sudah berapa cerita yang sudah aku lewatkan setahun ini? Mulai dari makan ketempat favoritku sendiri, membeli farfum kesukaan ibuku, menghilangkan kaca mata kesayanganku, membuka celengan di akhir bulan, lupa perpanjang sim, melewatkan hari ibu , hingga salah diagnosa merujuk px. hal yang sederhana ini tapi membuatku lupa siapa yang menyakitiku terakhir kalinya, siapa yng menghapus akunku, hingga siapa yang menemaniku menutup pintu kamarku pertama kalinya.
Ia manusia tapi kakinya ngambang, maaf "hati" bukan "kaki" typo.
Tenang saja dari bnyaknya hal yng ingin dilupakan ada satu kejadian yng sangat aku rindukan "pejanjian tusuk sate" bersama sahabat perempuanku tersayang dengan doa dan harapan tentang jodoh dan masadepan.
Hari ini aku merasa lega seakan tak ada hutang yang menghantui fikiranku, bahkan orang yang gagal mendorongku ke liang itu sampai sekarang masih menjadi teman baikku, orang yang mencoba menikamku saat itu pun kini masih bebas bermain kerumahku dan bertemu ayahku.
bukan bodoh namanya, tapi ini salahsatu proses pendewasaan dan cara untuk berdamai dengan wisata masalalu..
Sudah sempat aku cemaskan pada balik kamarku munutup dengan rapat kedua bibirku, menekan sekuatkuatnya dadakuu menjadikannya sesak dalam sendiriku hingga aku sembuh dengan caraku. Membuat aku lupa akan biasa, rindu tanpa kata, dan menjadi sadar ternyata aku sudah Setahun Tidak Bercerita ;)
Komentar