RINDU
Rindu, satu kata yang mewakili rasa setiap orang, satu kata yang berharap akan waktu terulang bersama, dan Satu kata yang menggambarkan ribuan kenangan didalamnya. Terbisik alunan lagu yang mebawa jiwa dan rasa pergi entah kemana, membawa hati dan perasaan terjatuh sejatuh jatuhnya, mungkin sakitnya sudah tidak bisa tergambarkan lagi, tapi kenangnya akan menjadi bekas dalam denyutan nadi, entah perasaan ini harus diceritakan seperti apalagi bernafaspun rasanya susah, menangispun rasanya lelah, seperti sebuah masa yang tidak ada satupun orang yang paham dan mengerti. Tapi hari ini aku besarkan hati, aku lawan setiap sakit yang menghampiri aku coba untuk bangun dan menceritakannya kembali " ini kisah yang tak pernah aku bayangkan , ini kisah yang seolah jauh dari harapan, tuhan mengambil seseorang yang aku sayangi membawa pergi tanpa kembali, tanpa meminta, Tuhan mengambil begitu saja cahaya indah dalam sebuah keluarga, kini dunia tampak berbeda aku dan hidupku tak lagi sejalan, bahkan arah kaki dan mataku berlawanan , aku berada pada masa berjalan tanpa rumah dan tujuan. Kini tempatku terasa kosong dan hampa, banyak orang yang datang tpi hanya sekedar singgah dan menyapa, kemudian pergi begitu saja, aku dan duniaku selalu bersama menikmati setiap detik hikmahnya, aku bersandar pada sebuah kursi tua sambil memandang beberapa bingkai foto yang tampak indah namun sudah usang dan rusak , sedikit demi sedikit aku perbaiki dan pajang kembali, aku melihat bahagianya orang- orang difoto itu, dia berpakaian senada dan merangkul satu sama lain. Terlihat seorang gadis perempuan berada pada tengah tengah orang itu, dia berada di antara kedua orangtua dan kakak- kakaknya terlihat gadis itu sangat bahagia.
Gadis itu adalah "Aku" Pagi hari aku memakai baju kemeja berwarna putih dengan bawahan rok yang baru saja di setrika ibuku, waktu itu aku berumur 19 tahun, aku adalah gadis yng menyayangi dan disayangi oleh keluargaku, siangnya setelah pulang sekolah aku selalu di sambut dengan baik oleh ibuku, bahkan lauk makan siangku lebih spesial dibandingkan dengan kakak - kakakku, rumah terasa hangat dengan aroma masakan dapur setiap harinya , baju dilemari tersusun rapi dan wangi, aku merindukan malam diamana ada ibuku yang selalu menjadi tempatku bercerita sampai terlelap dan pagi tiba. tapi itu semua hanya kenangan yang tak mungkin bisa aku lupakan, aku hanya berharap suatu saat aku kembali pada masa itu, masa dimana aku menjadi orang paling bahagia, masa dimana aku sangat istimewa dan masa dimana aku telah memilih jalan untuk merindu setiap orang yang berharga dan berlalu dalam hidupku.
Kini aku berusia 26 tahun, aku melalui hariku, menangis dan memeluk diriku sendirian, untuk menjadi seseorang yang yang tidak menyukai kesepian membuatku terisak pada ketakutan setiap malam. Aku merindukan masa dimana aku belum mengerti arti ditinggalkan, aku merindukan dimana aku menangis hanya karna boneka yang ibu janjikan, kini aku menjadi manusia yang paling lemah atas perasaan, aku mudah menangis dan mengurung diriku seharian, aku hidup dengan banyaknya ketakutan yang kusimpan sendirian, ijinkan aku bertanya kembali lagi, kemana perginya anak perempuan cantik yang selalu didoakan?, Kemana perginya senyum manis yang selalu ia perlihatkan?, kemana perginya sebuah cinta yang ia harapkan?, ternyata dunianya sudah dibunuh habis oleh kenyataan yang begitu menyakitkan. Aku merindukan masa dimana hanya ada ibu yang selalu aku andalkan, aku merindukan setiap hal berjalan dengan baik tanpa melibatkan perasaan. Apakah malam ini ibu tahu? Anak kesayanganmu ini jiwanya sedang berantakan, dipukul keras oleh seseorang yang dengan mudahnya mempermainkan, tidak ada yang bisa membela dan melindungiku sehebat ibu. Bisakah aku kembali kemasa yang paling aku rindu, masa dimana hanya aku yang tahu perasaan itu, masa dimana tidak ada yang bisa mempermalukanku.
Rindu kepada seseorang yang sudah berbahagia seperti ibu apakah salah?, bukan maksudku untuk mengganggu waktu tidurmu, bukan juga maksudku mengusik waktu istirahatmu, namun selain dengan ibu sepertinya tidak ada lagi tempat untukku bercerita tentang kesialan dan segala ketakutanku. Bu, malam ini ditempatku lebih dingin dari biasanya, hujan tak kunjung reda sedari pagi. Pulang bekerja aku mebersihkan badanku kemudian berdoa untuk semua hal yang baik, aku melanjutkan tulisanku sembari mendengarkan lagu kesukaanmu. Bu, aku merindu masa dimana ibu menguatkanku atas semua hal yang tidak bisa aku kendalikan, aku merindukan masa dimana aku menangis hanya karena ibu meninggalkanku berpergian, bu ternyata samakin dewasa rasanya semakin banyak sakit yang aku temukan , ada banyak luka dan perkataan yang begitu menyayat tanganku habis-habisan, mungkin suatu saat tidak aku temukan lagi jalan menuju kebahagiaan seperti yang ibu harapkan, sungguh aku tidak kenapa, selimuti aku dengan keiklasan dan kedamaian yang tidak terbatas. Jadikan aku manusia yang utuh diatas ketidaksempurnaaku, buat hatiku sekuat apa yang ibu doakan dihari itu.
Aku mencintai hari yang berjalan dan berlalu, aku tumbuh menjadi perempuan yang ibu mau, ketika nanti aku mulai lelah atas tamparan itu, tolong bawa aku beranjak dimasa hanya ada ketulusan ibu yang aku rindu.
𓆝 𓆟 𓆞
Komentar